Otonomi pelajar adalah hasil pembelajaran utama dari pendidikan tinggi di banyak negara. Namun, evaluasi empiris tentang bagaimana otonomi siswa berlangsung selama gelar sarjana terbatas. Peneliti mensurvei total 636 otonomi yang dirasakan oleh mahasiswa selama periode dua tahun akademik menggunakan Skala Pembelajaran Otonom.
Analisis menunjukkan bahwa siswa tidak menganggap diri mereka sebagai lebih otonom saat mereka berkembang melalui universitas. Mengingat relativitas metrik persepsi diri, peneliti menyarankan agar hasil menunjukkan efek "ratu merah". Intinya, seiring dengan meningkatnya ekspektasi kursus setiap tahun, otonomi yang dirasakan oleh masing-masing siswa relatif terhadap ideal mereka tetap konstan; peneliti menyebut ini sebagai hipotesis "tonggak yang bergerak".
Artikel ini menguatkan literatur pedagogis yang menunjukkan bahwa memberikan siswa kesempatan untuk bertindak secara mandiri dan mengembangkan kepercayaan adalah kunci untuk mengembangkan lulusan yang memiliki kemandirian yang mereka butuhkan untuk menjadi sukses di tempat kerja.